07 Desember 2008
AC Bikin Gemuk?

Saat
tubuh kita di atas atau di bawah temperatur normal tersebut, tubuh
secara otomatis akan meningkatkan jumlah energi yang tersimpan dalam
tubuh. Namun dengan bantuan pendingin atau penghangat ruangan, tubuh tak
perlu lagi bekerja ekstra. Hal ini membuat energi tubuh yang tersimpan
dalam tubuh, seperti lemak, tetap aman di tempatnya dan membuat tubuh
cenderung membengkak.
‘’Tanpa
disadari hal tersebut menjadi salah satu faktor yang potensial
meningkatkan epidemi kegemukan di Amerika,’’ kata David Allison, kepala Clinical Nutrition Research Center dari Universitas Alabama di Birmingham, seperti dilaporkan ABCnews awal Juli lalu.
Sebenarnya
kegemukan itu sendiri tak hanya karena pengaruh suhu, namun juga bisa
terjadi kebiasaan mengudap makanan cepat saji, kurang olahraga,
menjalani pengobatan, gangguan tidur dan bahkan berhenti merokok yang
membuat seseorang jadi lebih suka ngemil untuk mengalihkan perhatian,
seperti yang dimuat dalam Jurnal International Journal of Obesity.
Ada banyak faktor yang membuat berat badan seseorang naik, misalnya gangguan tidur kronis.
‘’Banyak
warga Amerika mengalami masalah tidur dan saat lelah, mereka tidak
memiliki energi yang cukup untuk beraktivitas. Alhasil, salah satu cara
untuk mendapat energi adalah dengan makan secara berlebihan,’’ tambah
David Jenkins, pemimpin riset yang meneliti masalah gizi dan metabolisme
tubuh dari Kanada.
Menjalani
pengobatan medis seperti konsumsi obat anti-diabetic dan antihistamin
(obat anti-alergi) juga bisa menaikkan berat badan. Atau tengah
menjalani pengobatan hormon, terutama pada obat pencegah kehamilan atau
obat yang bersifat hormonal.
Selain
itu, faktor keturunan adalah faktor utama yang berperan membuat
seseorang menjadi gemuk. Dari penelitian sebelumnya menunjukkan indeks massa tubuh seseorang memiliki peranan yang menentukan seseorang menjadi gemuk sekitar 65 persen.
Namun
bagaimana dengan pendingin ruangan, benarkah AC bisa membuat seseorang
menjadi gemuk? Darwin Deen, seorang profesor dari Albert Einstein
College of Medicine, Bronx, N.Y. membantah anggapan tersebut. Menurutnya, temperatur ruangan sama sekali tak memiliki hubungan dengan kenaikan berat badan.
‘’Sekitar
30 persen obesitas lebih disebabkan faktor keturunan. Namun kenaikan
berat badan berdasarkan faktor ini baru tampak setelah kurun waktu 25
tahun,’’ papar Terrill Bravender, dari Duke University Medical Center,
yang menyebutkan bahwa iklim yang berbeda-beda tak berpengaruh pada naik
turunnya berat badan, dan keberadaan alat pendingin juga tak memberi
efek pada kenaikan berat badan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar